Thursday, February 14, 2013


Menyusuri masjid di Phuket dan Koh Phi Phi


Sebagai seorang Muslim, walau kita sedang bercuti di mana sahajan, ibadah solat lima wkatu tidak boleh ditinggalkan. Apalagi bila di negara yang tengah dikunjungi, tempat ibadah susah nak cari dan ini akan menambah  pengalaman dan kesan bercuti.
Keindahan Koh Phi Phi
Pulau Phuket berada di Thailand tenggara, 
Pada tahun 2004, daerah ini diterjang tsunami Samudera Hindia yang mengakibatkan  ribuan orangmati  dan hilang. Sama seperti di Indonesia, Sri Lanka dan Malaysia, tsunami di Thailand tidak hanya meragut korban jiwa, melainkan harta, infrastruktur dan mata pencaharian warga tempatan.Perlancungan hancur lebur selama beberapa waktu, namun kini semua telah kembali seperti sebelum bencana. Tidak tampak bekas-bekas tragedi tersebut di  Patong, Kata, Karon, pantai-pantai paling populer di Pulau Phuket.
Kini, yang terlihat hanya resort-resort, hotel mewah, restoran-restoran yang ramai oleh turis asing, serta gemerlapnya Bangla Road – jalanan yang paling terkenal bagi para backpackers – dan keindahan pantainya.
Tentu, seperti di daerah perlancungan pantai yang lain, banyak sekali disko, bar, dan pelancung asing yang berpakaian coli. Namun di Provinsi Phuket ini banyak juga warga tempatan yang Muslim dan banyak di antara mereka yang mengenakan tudung, sehingga saya juga tidak merasa janggal.
Apabila kita menyusuri jalan-jalan utama di daerah ini, tidak perlu merasa kuatir kerana jumlah masjid cukup banyak. Pemerintah tempatan pun sangat membantu dengan selalu menyediakan papan arah untuk masjid.
Islam merupakan kaum minoriti di Thailand dan sebagian besar bermukim di Thailand bagian selatan. Di Phuket dan Phi Phi Don, pemandangan perempuan bertudung  adalah hal yang biasa. Makanan halal pun cenderung mudah untuk didapatkan, walaupun di tempat perlancungan yang menyediakan makanan halal biasanya adalah restoran India atau Arab.
Di beberapa pantai, misalnya Surin dan Kamala, banyak warung-warung yang menyediakan makanan halal dengan ibu-ibu penjual yang mengenakan kerudung. Anda juga jangan khawatir bila membeli makanan kecil di minimarket, banyak yang memiliki label halal.
Masjid Kamala
 Masyid Kamala atau Kamala Mosque, yang terletak tak jauh dari Ban Kamala dan Pantai Kamala
Masjid yang terbuat dari marmer berwarna abu-abu dan merah ini berdiri tegak di tengah pemukiman padat penduduk. Kamala juga merupakan wilayah dengan populasi Muslim karena kami banyak melihat tanda masjid serta warung halal.
Masjid  Nuruddee Neeyah
Masjid ini terletak di daerah Chalong, berada di jalan utama bila anda hendak menuju ke Pantai Rawai ataupun Promthep Cape. Masjid ini sangat indah dengan kubah berwarna keemasan dan marmer putih. Di depannya ditanami pohon palem untuk memberikan sedikit karakter Timur Tengah, namun juga terdapat banyak pohon anggrek yang mencirikan Thailand.
Di depan masjid, berjajar ruangan-ruangan yang tampaknya berfungsi sebagai pesantren di sore hari. Di daerah ini, yang terletak di ujung selatan Pulau Phuket, juga merupakan komunitas Muslim. Selain karena kami banyak melihat masjid di sepanjang jalan, juga penduduk lokal berpakaian muslim.
Di dekat masjid, sebuah warung makan menyediakan berbagai masakan yang semuanya halal. Pemiliknya yang beragama Islam, juga memajang berbagai hiasan dinding bertuliskan ayat-ayat dari Al-Quran. Tanpa ragu-ragu kami pun mampir ke warung ini. Ternyata, tidak hanya halal, masakannya pun sangat lezat. Bahkan ada beberapa turis asing yang tampaknya sudah sering berkunjung ke warung ini.
Koh Phi Phi dan Masjid Al-Islah
Phi Phi Island terdiri dari Phi Phi Don dan Phi Phi Ley, serta beberapa pulau kecil lainnya. Walaupun wisatawan seringkali pergi ke Phi Phi dengan kapal dari Phuket, sebenarnya Phi Phi islands berada di provinsi yang berbeda, yaitu Krabi. Selain dari Phuket, ada juga yang menyeberang dari Krabi, Ko Lanta, dan Ko Phanga. Daerah ini juga terkena dampak tsunami 2004, namun kini tidak tampak bekas-bekas bencana tersebut.
Pemandangan di sepanjang perjalanan menuju Phi Phi Don sungguh luar biasa. Pulau-pulau karst yang tinggi berwarna abu-abu dan hijau di tengah laut yang sangat biru membuat kami semakin mengagumi keagungan Allah.
Masjid Al-Islah bernuansa warna kuning dengan menara hijau. Seperti masjid-masjid lain yang saya kunjungi di Thailand, di depan setiap keran untuk berwudhu disediakan tempat duduk. 
Masjid ini menyerukan adzan yang terdengar di seluruh pulau dan warga lokal berbondong-bondong untuk shalat jamaah di masjid ini. Menurut informasi yang kami dapatkan, baru sekitar 40 tahun yang lalu pulau ini dihuni. Penduduk lokal berasal dari Krabi dan Ko Lanta dan mereka adalah nelayan Muslim.
Masjid Al-Islah memegang peranan penting di Phi Phi Don, karena merepresentasikan kerendahan manusia di hadapan Sang Pencipta. Masjid ini terletak di timur pulau, di dekat sebuah pantai indah yang dinamakan Hat Rante tempat turis dan warga lokal berenang dan berselancar. Dahulu penduduk lokal melarang pembangunan hotel dan penginapan di sekitar majid, namun kini karena alasan ekonomis, hotel dan penginapan dibiarkan berdiri di sekeliling kompleks masjid.
Bersembahyang berjamaah di masjid ini merupakan aktivitas yang biasa dilakukan, namun hal itu semakin terasa setelah bencana tsunami tahun 2004. Marilah seperti warga Phi Phi, ketika cobaan tidak menjauhkan kita dari Allah, justru makin mendekatkan kita pada-Nya.
Published in Republika, 13 March 2011

No comments:

Post a Comment